MAKALAH TENTANG AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN


MAKALAH
TENTANG AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RASOKI
DIANA
TEUKU SOLEH PAUZA
ONI FARIANA
ASMANIDAR





DOSEN PEMBIMBING :
SAMWIL,S.Pd.I.,MA


UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2018

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Agama Islam yang berjudul “Agama menjamin kebahagiaan” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama Islam. Makalah ini membahas tentang Agama menjamin kebahagiaan.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.


Alpen , September 2018

 Penyusun   

 

DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa kebahagiaan itu adalah perasaan senangdan tenteram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik. Hati yang sehat dan berfungsi dengan baik bisa berhubungan dengan Tuhan pemilik kebahagiaan. Pemilik kebahagiaan, kesuksesan, kekayaan, kemuliaan, ilmu,dan hikmah adalah Allah. Kebahagiaan dapat diraih kalau dekat dengan pemilik kebahagiaanitu sendiri yaitu Allah Swt.
Dalam kitab Mīzānul „Amal, Al-Ghazali menyebut bahwa as-sa‟ādah (bahagia) terbagi dua,pertama bahagia hakiki; dan kedua, bahagia majasi.

 

 B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Bagaimana agama menjamin kebahagiaan.?
2.      Apa saja konsep dan karakteristik agama?
1.      3.Mengama manusia harus beragama?
2.      4.apa yang dimaksud dengan bahagia yang hakiki?

  

C. Tujuan Pembahasan

1.      Untuk mengetahui konsep dan karakteristik agama sebagai jalan menuju tuhan dan kebahagiaan.
2.      Untuk memahami pentingnya manusia harus beragama.
3.      Mengetahui bagaimana agama menjamin manusia bahagia
4.      Memenuhi tugas matakuliah Agama islam

BAB II

PEMBAHASAN

 

1. Arti bahagia yang sebenarnya

Apakah yang dimaksud dengan bahagia?
Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang meraih kekayaan, kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang yang berbahagia. Banyak orang yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit di antara mereka yang sukses duniawi, ternyata hidup menderita, bahkan hingga bunuh diri. Rasa Bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni hati yang sehat (qalbun salīm); sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan mengikuti petunjuk AlQuran. Agamalah yang menjadi pangkalnya.

 

2. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan

Menurut Al-Alusi bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai keinginan/cita-cita yang dituju dan diimpikan. Pendapat lain menyatakan bahwa bahagia atau kebahagiaan adalah tetap dalam kebaikan, atau masuk ke dalam kesenangan dan kesuksesan.
Kebahagiaan duniawi adalah kebahagiaan yang fana dan tidak abadi. Adapun kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan abadi dan rohani.Kebahagiaan duniawi ada yang melekat pada dirinya dan ada yang melekat pada man faatnya. Di antara kebahagiaan duniawi adalah memiliki harta, keluarga, kedudukan terhormat, dan keluarga yang mulia.
            Menurut Al-Ghazali kebahagiaan harta bukan melekat pada dirinya,namun pada manfaatnya. Orang yang ingin menggapai kesempurnaan hidup,tetapi tidak memiliki harta bagaikan orang yang mau pergi berperang tanpa membawa senjata, atau seperti orang mau menangkap ikan tanpa pancing atau jaring.Itulah sebabnya,nabi Muhammadsaw. bersabda,”Harta yang terbaik adalah harta yang ada pada seorang laki-laki yang baik pula (saleh).” (HR Ibnu Hibban).“Sebaik-baik pertolongan adalah pertolongan yang dapat membantu kita semakin bertakwa kepada Allah.” (HR Ad-Daruqutni).
Di antara kebahagiaan duniawi adalah memiliki  keluarga,anak-anak yang saleh,dan istri yangsalihah pula.Istri yang salihah bagaikan kebun yang dapat mengikat pemiliknya,yaitu suami untuk tidak terjerumus pada hal-hal yang diharamkan Allah azza wajalla Nabi Muhammadmenyatakan,“Sebaik-baik penolong untuk keutuhan beragama adalah istri yangsalihah.”Menyangkut keutamaan anak, Nabi Muhammad saw.bersabda,“Jika anak Adam meninggal dunia,maka putuslah segala amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.”(HR Thabrani).
Agama adalah landasan atau fundamen,sedangkan jabatan atau kedudukan adalah penjaganya. Barang siapa yang tidak memiliki fondasi,maka akan roboh.Sebaliknya,barang siapa yang tidak mempunyai penjaga,maka akan kehilangan. Allah berfirman,“Seandainya bukan kerena perlindungan Allah kepada sebagian manusia atas sebagian yang lain, maka rusaklah bumi ini ”(QS Al-Baqarah/2:251). Jika kita membuka kembali pendapat Ibnul Qayyim al-Jauziyyahbahwa untuk menggapai kebahagiaan itu mengharuskan adanya kondisi hati yang sehat (qalbun salīm), maka yang perlu kita lakukanadalah mengetahui karakteristik hati yang sehat dan cara mengobati hati yang sakit agar hati dapat kembali sehat.Karakteristik hati yang sehat adalah sebagai berikut.
1.      Hati menerima makanan yang berfungsi sebagai nutrisi danobat. Adapun makanan yang paling bermanfaat untuk hati adalah makanan “iman”,sedangkan obat yang paling bermanfaat untuk hati adalah Al-Quran.
2.       Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.Untuk sukses pada masa depan, kita harus berjuang pada waktu sekarang. Orang yang mau berjuang pada waktu sekarang adalah pemilik masa depan,sedangkan yang tidak mau berjuang pada waktu sekarang menjadi pemilik masa lalu. Nabi Muhammadsaw. berkata kepada Abdullah bin Umar r.a. “Hiduplah kamu di muka bumi ini laksana orang asing atau orang yang sedang bepergian dan siapkan dirimu untuk menjadi ahli kubur.” (HR Bukhari). Ali bin Abi Thalib menyatakan bahwa dunia itu pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat datang menjemput kita.Masing-masing bagian ada ahlinya,maka jadilah dirimu bagian dari ahli akhirat bukan ahli dunia, sebab sekarang adalah waktu beramal dan tidak ada hisab,sedangkan nanti ( di akhirat) ada hisab,tetapi tidak ada amal.
3.      Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali  kepada Allah Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, dan kenikmatan kecuali dengan rida-Nya dan dekat dengan-Nya. Berzikir kepada Allah adalah makanan pokoknya, rindu kepada Allah adalah kehidupan dan kenikmatannya.
4.      Tidak pernah lupa dari mengingat Allah (berzikir kepada Allah), tidak berhenti berkhidmat kepada Allah, dan tidak merasa senang dengan selain Allah Swt.
5.      Jika sesaat saja lupa kepada Allah segera ia sadar dan kembali mendekat dan berzikir kepada-Nya.
6.      Jika sudah masuk dalam salat,maka hilanglah semua kebingungan dan kesibukan duniawinyadansegera iakeluar dari dunia sehingga ia mendapatkan ketenangan,kenikmatan, dan kebahagiaan danberlinanglah air matanya serta bersukalah hatinya.
7.      Perhatian terhadap waktu agar tidak hilang sia-sia melebihi perhatian kepada manusia lain danhartanya.
8.      Hati yang sehat selalu berorientasi kepada kualitas amal bukan kepada amal semata. Oleh sebab itu, hati selalu ikhlas, mengikuti nasihat, mengikuti sunnah,dan selalu bersikap ihsan.

 

3.  Alasan Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan Umat Manusia

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat dalam diri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara kebahasaan memang asal maknanya adalah ‘’suci' yang dimaksud suci adalah suci dari dosa dan suci secara genetis.Meminjam term Prof. Udin Winataputra, fitrah adalah lahir dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa warisan. Di dunia, menurut teologi ini, manusia dibebani tugas yaitu harus membebaskan diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah dijelaskan, bahwa setiap manusia lahir dalam kesucian yakni suci dari dosa dan telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah berupaya agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al-Quran surah Ar-rum/30:30 yang Artinya’’Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’’.(QS Ar-Rum/30:30).
Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat di atas adalah bahwa manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu karena disebabkan banyak faktor antara lain pengaruh lingkungan. Di samping itu, ayat di atas juga mengandung maksud bahwa setiap manusia yang lahir telah dibekali agama dan yang dimaksud agama adalah agama Islam. Inti agama Islam adalahtauḫīdullāh. Jadi,kalau ketika orang lahir telah dibekalitauḫīdullāh,maka ketika ia hidup di alam ini dan ketika ia kembali kepada Sang Pencipta harus tetap dalam fitrah yakni dalam tauḫī dullāh. Mengganti kefitrahan yang ada dalam diri manusia sama artinya dengan menghilangkan jati diri manusia itu sendiri.Hal itusangat tidak mungkin dan tidak boleh. Allah sendiri yang melarangnya.“Tidak boleh ada penggantian terhadap agama ini sebab inilah agama yang benarmeskipun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”(QS Ar-Rum/30: 30).

 

4. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis,Sosiologis, dan Pedagogis tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan

4.1 Sumber historis

pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu
merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Banyak buku membicarakan atau mengulas kisah manusia mencari Tuhan. Umpamanya buku yang ditulis oleh Ibnu Thufail. Buku ini menguraikan bahwa kebenaran bisa ditemukan manakala ada keserasian antara akal manusia dan wahyu. Dengan akalnya,manusia mencari Tuhan dan bisa sampai kepada Tuhan. Namun, penemuannya  itu perlu konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu, agar ia dapat menemukan yang hakiki dan akhirnya ia bisa berterima kasih kepada Tuhan atas segala nikmat yang diperolehnya terutama nikmat bisa menemukan Tuhan dengan akalnya itu.

4.2 Sumber Psikologis Kebutuhan Manusia terhadap Agama


Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian sebelum ini, bahwa manusia menurut Al-Quran adalah makhluk rohani, makhluk jasmani, dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk rohani,manusia membutuhkan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kebahagiaan rohani. Kebahagiaan rohani hanya akan didapat jika manusia dekat dengan pemilik kebahagiaan yang hakiki. Menurut teori mistisime Islam, bahwa Tuhan Mahasuci, Mahaindah,dan mahasegalanya.Tuhan yang Mahasuci itu tidak dapat didekati kecuali oleh jiwa yang suci. Oleh karena itu,agar jiwa bisa dekat dengan Tuhan,maka sucikanlah hati dari segala kotoran dan sifat-sifat yang jelek.

4.3 Sumber Sosiologis Kebutuhan Manusia terhadap Agama

Di antara karakter manusia, menurut Al-Quran, manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup sendirian, dan tidak bisa mencapai tujuan hidupnya tanpa keterlibatan orang lain. Manusia harus membutuhkan bantuan orang lain, sebagaimana orang lain pun membutuhkan bantuan sesamanya. Saling bantu menjadi ciri perilaku makhluk sosial. Manusia bisa hidup jika berada di tengah masyarakat. Manusia tidak mungkin hidup jika terlepas dari kehidupan masyarakatnya.
Di dalam Al-Quran dijelaskan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Ayat-ayat berikut ini menggambarkan kondisi manusia yang demikian.(QS Al-Israa`/17: 70), (QS An-Nisa`/4: 1), (QS At-Tin/95: 4), (QS Al-An‟am/6: 165), (QS Luqman/31: 28), (QS Al-Baqarah/2: 3), (QS Yunus/10: 14),(QS Shaad/38: 26), (QS Fathir/35: 3), (QS Al-An‟am/6: 63), (QS Al-Lail/92: 4-11).

4.4 Sumber filosofi

                Pada kenyataannya manusia tidak bisa hidup tanpa agama karna secara filosofi asal-usul manusia akan dipertanyakan darimana asalnya ketika kita telah memiliki agama maka tentunya pertanyaan seperni ini akan terjawab sehingga manusia tidak akan sesat karenanya,agama akan menjamin keselamatan manusia karna filkosofinya agama ada untuk mengatur kehidupan manusia agar damai dan sejahtera yang di ikat oleh norma-norma agama dan aturan,perintah sekaligus larangan yang ada dalam agama tersebut
            Seandainya agama tidak pernah ada maka pastilah manusia tidak akan ada bedanya dengan hewan dimana mereka hidup hanya untuk makan dan bebas mau melakukan apapun sesukanya tanpa ada aturan perintah dan larangan yang mengikat dan membatasinya dalam hidupnya,tapi manusia tidak seperti itu manusia diberkahi akal untuk berpikir membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga manusia tentulah labih mulia dari hewan













BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan kata lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan termaksud mustahil tanpa landasanagama. Agama dimaksud adalah agama tauḫīdullāh. Mengapa kebahagiaan tidakmungkin digapai tanpatauḫīdullāh? Sebab kebahagiaan hakiki itu milik Allah, kita tak dapat meraihnya kalau tidak diberikan Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu,maka ikutilah cara-cara yang telah ditetapkan Allah dalam agamanya.
 Jalan mencapai kebahagiaan selain yang telah digariskan Allah adalah kesesatandan penyimpangan. Jalan sesat itu tidak dapat mengantar Anda ke tujuan akhir yaitu kebahagiaan. Mengapa jalan selain yang telah ditetapkan Allah sebagai jalan sesat? Karena di dalamnya ada unsur syirik dan syirik adalah landasan teologis yang sangat keliru dan tidakdiampuni. Jika landasannya salah,maka bangunan yang ada di atasnya juga salah dan tidak mempunyaikekuatan alias rapuh. Oleh karena itu,hindarilah kemusyrikan supaya pondasi kehidupan kita kokoh dan kuat! Landasan itu akan kokoh dan kuat kalau berdiri dia atas tauḫīdullāh.

3.2.Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.



Daftar Pustaka

 

As-Samarqandi, Ibrahim. 1998.Tanbih al-Gafiliin.Kairo:Daaral-Manaar.
As-Sya‟rani, Abdul Wahhab. Tanpa tahun.Al-Anwaar al-Qudsiyyah fi Ma‟rifat Qawa‟id as-Suufiyyah.Kairo: Daar Jawaami al-Kalim.
Madjid, Nurcholis. 2008.Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan.Bandung: PT Mizan Pustaka.
Muhammad, Nawawi al-Bantani. 2009.Maraaqi al‟Ubudiyyah. Kairo: Daar an-Nasaih.
Qardhawi, Yusuf.2009.al-„Ibadah fi al-Islam.Kairo: Maktabah Wahbah.
-------.2009.
Kaifa Nat‟amalu ma‟a as-Sunnah an-Nabawiyyah.Kairo: Daar-As-Syuruq.-------. 2010.
Kaifa Nata‟amalu ma‟a al-Quran.Kairo: Daar as-Syuruq. Said Sarqawi Usman. 1996.Makaanat az-Zikr baina al-„Ibaadaat.Mesir:Qaih al-Misriyyah.













Komentar

  1. Casinos Near Harrah's Cherokee - JT Hub
    The Cherokee Casino Resort is owned 김제 출장안마 by 전라남도 출장마사지 the Eastern Band of Cherokee Indians. It is located in Murphy, North Carolina. It 문경 출장마사지 has 포천 출장샵 1,238 rooms, of which 1,082 충주 출장마사지 are

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah tentang relay

PENGGUNAAN KUTIPAN,CATATAN KAKI,DAN DAFTAR PUSTAKA